First Class {CHAPTER 4}

frst

Author : Wuu |Genre : School life, Friendship, Fluff.|Rating : PG-16|Length : Chaptered

Summary  :

Kwon Yuri yeoja yang berusia 18 tahun ini adalah seorang model sekaligus seorang mahasiswi di unniversitas terkenal. Suatu keterpaksaan membuatnya terpaksa terus dekat dengan seorang namja yang membuat kehidupannya penuh dengan kejengkelan dan amarah. Tapi tak jarang namja itu mengusap air mata Yuri.

.

.

.

Typo bertebaran!

Teaser | Chapter 1 | Chapter 2

Review Chapter 3 :

Yuri kembali terjerembab diatas tempat tidur, dan Kris berjalan kearah kamar mandi dan menutup pintunya. Tubuhnya yang tinggi bersandar pada wastafel dan menatap wajahnya di kaca dinding.

 

“ Hufftt.. Apa dosaku hingga aku satu regu dengan yeoja bodoh itu.Baru sehari saja seperti ini, bagaimana dengan satu minggu kedepan? Aish!! Jinja!!!”

 

[–]

 

Terdengar alih-alih ketua regu kelompok C dari depan sana. Seluruh peserta sudah berkumpul didepan bus. Tapi tidak untuk Kwon Yuri. Dari barisan manapun tak terlihat sosok yeoja dengan tubuh dan paras yang cantik itu.

“ Apa sudah lengkap semua?” Teriak sorak Suho sang kelompok asrama ragu C.

 

Terlihat beberapa anggota dari paling depan celingukan memeriksa setiap anggotanya hingga anggota paling belakang. Kris terbelalak ketika mendengar seorang anggota yang berada paling belakang menerikan kata ‘ Lengkap’ Padahal ia tahu jika Yuri masih berada di dalam kamarnya.

 

“ Ya! Suho ya! Yuri belum datang..” Kris mencoba meneriaki Suho. Tapi nampaknya suaranya tenggelap oleh kerumunan mahasiswa yang sudah terlebih dulu memburu untuk memasuki bus. Kris rasa untuk mengejar Suho saat ini terlalu lama. Suho terlalu jauh didepan, sedangkan Kris masih berada dibarisan belakang. Belum lagi dengan ricuhnya anggota lain yang bergegas memasuki bus.

 

Kris terlihat celingukan. Kepalanya pusing bukan main. Tidak mungkin jika ia kembali menemui Yuri, ia akan ketinggalan busnya. Tapi tidak mungkin pula Kris meninggalkan Yuri ditempat yang yeoja itu belum pernah datangi. Kris mengerjapkan tangannya. Ia mencoba untuk tidak perduli dengan Yuri, ia berjalan memasuki bus walaupun dengan berat hati. untuk terakhir kalinya, sebelum ia memasuki bus, ia melirik kearah pintu motel, dan belum juga yeoja bodoh itu menampakkan dirinya.

 

Supir bus sudah terlihat memasuki bus. Sedangkan Suho tengah mendata satu persatu kelompok regu.

 

“ Untuk praktikum hari ini, Enhyuk seongsanim akan menilai dari kerja kelompok kita. Jadi tolong kerjasamanya. Kalian harus tetap bersama dengan pasangan kalian agar praktikum kali ini berjalan dengan sempurna.”

 

Penjelasan Suho tersebut membuat kesekian kalinya menyadarkan Kris. Ucapan Suho menjadi penutup sebelum bus benar-benar berangkat. Kris dengan spontan berdiri dari tempat duduknya sebelum Suho mengucapkan data Kris dan Yuri. Karena tubuhnya yang terlalu tinggi, Kris sampai menatapkan kepalanya pada loker diatasnya.

 

Otak Kris kembali berpikir, jika tidak ada Yuri maka praktikum hari ini akan berakhir dengan sia sia. Ia menoleh kebelakang. Terlihat sama-samar Yuri berlari mengejar bus itu. Dengan tas yang ia bawa membuat yeoja itu agak kesusuhan untuk berlari, begitu juga dengan wedges yang ia kenakan.

 

Tanpa aba-aba dan tanpa berpikir, Kris belari menuju pintu bus. Ia mengisyaratkan tangannya agar Yuri dapat memegangnya. Tapi nampaknya jarak Yuri amsih terpaut begitu jauh.

 

Betis Yuri mulai mengeras karena berlari tanpa stretching dan menggunakan wedges. Ia mengehentikan langkah kakinya. Sedangkan bus itu sudah berjarak 15 meter didepannya. Kris dengan nyali yang ia punya, segera melompat dari bus yang masih berjalan. Seketika itu pula seluruh siswa menoleh kebelakang, dan meminta supir bus untuk menghentikan bus itu.

 

Kris belari secepat mungkin mendekati Yuri yang terkapar diatas trotoar sambil memegangi kakinya yang kram. Kris mengulurkan tangannya untuk membantu Yuri berdiri. Namun rupanya kram itu cukup kuat hingga membuat Yuri tak kuasa untuk berdiri.

 

Dari balik tubuh Kris. Seseorang datang dan langsung berlutut didepan Yuri. Lalu melepaskan sepatu yang Yuri pakai dan perlahan menarik ujung kaki yeoja tersebut. Sedangkan Yuri hanya meringit kecil menahan rasa sakit yang ia rasa. Dan Kris, entah kenapa ia merasa ia kecolongan start untuk membantu Yuri. Merasa tidak dibutuhkan, Kris berjalan kembali menuju bus.

 

“ Sudah enakan?” Tanya namja itu sambil masih terus menggerak gerakkan pergelangan kaki Yuri.

“Emm.. Gomawo..”

“ Kurasa sudah. Ayo kubantu berjalan menuju bus.”

 

Yuri meraih tangan namja ini. Dan mengikuti isyrat namja itu untuk meletakkan tangannya diatas bahu namja itu. Yuri masih berjalan agak pincang. Tapi mungkin untuk beberapa menit lagi rasa sakitnya akan hilang.

 

“Gomawo, Yuri imnida..”

“mwo? Minho imnida.”

 

Namja itu menunjukkan senyuman termanisnya pada Yuri. Jarak yang terpaut dekat antara mereka berdua membuat Yuri tercengang kaget kemudian menundukan wajahnya. Beberapa mahasiswa dari atas bus membantu Yuri untuk menaiki bus. Tapi tidak dengan Kris, ia duduk tenang diatas bangkunya dengan sebuah earphone ditelinganya. Matanya terpejam ketika menyadari Yuri dan namja yang ia tahu bernama Minho itu datang kearahnya.

 

“ Aku kembali ke bangkuku dulu Yuri, jika perlu apa-apa panggil saja.”

“Ne, terima kasih Minho..” Yuri mencoba membalas senyuman Minho dengan senyumannya yang terkenal dapat meluluhkan hati setiap namja.

 

Yuri menoleh kesebelahnya. Melihat Kris membuat moodnya seketika buruk. Bahkan namja itu tidak menanyakan keadaannya saat ini. Sangat-sangat menyebalkan. Yuri juga mencoba mengacuhkan sosok Kris disampingnya. Karena dia juga ia terlambat. Jika Kris mau membangunkannya, pasti kejadian pagi ini tidak terjadi.

 

[–]

 

Sehun merasa sepi. Sahabat satu-satunya tengah pergi praktikum, sedangkan Kai belum juga kembali dari kampus. Sehun hanya memencet-mencet remot tv tanpa arah yang pasti. Ia bosan, benar –benar bosan. Sehun memilih untuk mematikan tvnya dan menggapai jaket yang terselempang diatas kursi dan memakainya.

 

Jalanan Seoul nampak mendung kelam. Sepertinya sebentar lagi hujan akan mengguyur Seoul. Tapi Sehun sudah sampai pada lantai dasar, sunnguh malas jika ia harus kembali keatas untuk mengambil sebuah payung. Sehun acuh tak acuh berjalan tanpa arah. Sebenarnya ia ingin keluar untuk sekedar membeli kopi hangat untuk menetralisir kesepiannya. Namun sepertinya rasa sepi itu berubah seketika saat rintik hujan mulai membasahi permukaan bumi bagian Seoul itu.

 

Sehun mencoba belari mencari tempat berteduh. Begitu pula dengan orang-orang lainnya. Hujan terlihat semakin deras. Sehun mendecakkan bibirnya merasa jika ini adalah hari sialnya. Sendirian, dan terjebak ditengah tengah hujan. Namja itu merogoh kantungnya, berusaha menemukan handphone disana. Namun rupanya Sehun lupa untuk mencharger handphone itu. Oke, lengkap sudah penderitaanya hari ini.

 

Untung saja jaket yang ia kenakan tidak terlalu basah karena ia berlari saat hujan masih belum sederas saat ini. Ekor mata Sehun manangkap seorang yeoja dengan tas diatas kepalanya. Tubuhnya basah kuyup. Tanpa sengaja mata mereka bertemu, Sehun terlihat gelagapan ketika terpergok sedang menatapi yeoja itu. Dengan segera ia menundukan kepalanya.

 

Yeoja itu berlari mendekati Sehun untuk ikut berteduh. Sehun tidak tahu mengapa dan kenapa saat ini ia sangat sulit untuk menelan salivanya sendiri. Bahkan ia tidak berani untuk melirik yeoja itu. Hanya beberapa kali meilirk kemudian memalingkan pandangannya lagi.

 

Sehun tidak tahu ini benar atau tidak. Tapi ia rasa yeoja itu bisa sakit dengan baju basah semua seperti itu. Perlahan ia melepaskan jaket yang ia kenakan dan memberanikan diri menatap wajah yeoja itu dengan menjulurkan tangan dan jaketnya tanpa berkata apapun.

 

Dengan ragu, yeoja itu menatap mata Sehun dan meminta pernyataan dari namja itu. Tapi nampaknya hal itu justru membuat Sehun salah tingkah. Tanpa mengatakan apapun ia mengalungkan jaket itu pada yeoja disampingnya. Kemudia pergi berlari dari tempat itu menembus hujan.

 

“ Ada apa dengan namja itu? Kenapa dia memberikan jaketnya padaku lalu berlari? Memangnya wajahnya seseram itu? Yasudahlah, setidaknya ada jaket hangat saat ini..” Bisik yeoja itu pada dirinya sendiri sambil menelenggelamkan dirinya pada jaket besar yang Sehun berikan padanya.

 

Sehun berhenti dipenghujung jalan. Tubuhnya basah kuyup. Dan baru kali ini ia basah kuyup dengan perasaan yang menyenangkan. Dengan hati-hati ia melirik melalui dinding toko di ujung jalan. Memperhatikan yeoja itu yang masih berdiri disana.

 

“ Aish!! Kenapa kau berlari Sehun-ah? Kenapaaaaa!!!” Sehun meremas rambutnya sendiri menyesali apa yang ia lakukan. Tapi senyuman pada wajahnya tidak henti terpancar ketika melihat yeoja itu.

 

[–]

Naeun sudah tidak kuat terlalu lama berada disini. Seragam sekolahnya sudah basah kuyup. Bahkan seisi tasnya sudah basah. Hujan kali ini tidak kunjung hilang. Kaki Naeun mulai mengigil, begitu juga sekujur tubuhnya.

 

Ia menunduk mencoba berharap hujan segera berhenti saat ini. Tiba tiba ia ia tidak melihat tetesan air hujan didepannya lagi. Justru ia melihat sebuah sepatu kets coklat berhenti disana. Naeun segera mengangkat wajahnya. Namja itu, namja aneh yang beberapa waktu lalu memberikan jaket padanya. Naeun kira namja itu kembali untuk mengambil jaketnya, tapi itu salah. Namja itu mengatungkan sebuah tas berisi pakaian untuknya. Bahkan namja yang tadi hujan-hujanan kini sudah menggunakan baju kering.

 

“ pakailah, kau pasti kedinginan.” Naeun tidak tahu apakah hal yang ia lakukan saat ini benar atau salah. Ia baru saja mengenal namja ini. Tapi tangan ini dengan sendirinya meraih tas berisikan pakaian itu.

 

“bagaimana dengan caffe didepan sana? Sepertinya ia memiliki toilet untuk kau mengganti baju?” Ucap namja itu lagi.

 

Kaki Nauen tanpa perintah segera mengikuti langkah namja itu untuk berjalan. Mereka berjalan dengan sebuah payung untuk berdua. Terdengar romantic bukan?

 

Mereka berdua memasuki sebuah caffe diseberang jalan. Naeun segera bergegas menuju tailet untuk mengganti seragamnya yang sudah basah kuyup. Sedangkan namja itu Sehun mengambil posisi untuk duduk didekat jendela caffe. Ia menggesek-gesekan kedua tangannya yang terasa begitu dingin. Bukan. Bukan hanya karena dingin karena hujan, tapi juga karena yeoja yang baru saja ia temui. Sehun harap pakaian yang ia berikan akan pas untuk yeoja itu.

 

Beberapa menit menunggu, Sehun menatap sebuah sepatu kets yang baru saja ia belikan untuk yeoja itu berhenti didepannya. Ia mengangkat wajahnya mencoba memastikan pemilik sepatu itu. Sehun sempat terngaga beberapa detik melihat yeoja didepannya itu. Hingga yeoja itu mengambil posisi duduk didepannya.

 

“ Oh mianhe.. bajunya kebesaran? Aku tidak tahu ukuranmu.. Haha..” Sehun mencoba menyembunyikan kegrogiannya dengan tertawa, yang dibalas yeoja didepannya itu dengan senyuman manis.

 

“ Untuk apa meminta maaf. Seharusnya aku yang berterima kasih. Terima kasih untuk pakaian, sepatu, dan jaketnya…”

“haha.. Sama-sama.. Oh iya, kita belum berkenalan. Sehun imnida..” Sehun mendecik sendiri. Mungkin karena grogi, ia bahkan menjulurkan tangan kirinya. Setelah menyadari, Sehun segera menggantinya dengan tangan kanannya. Hal itu cukup memecahkan tawa Naeun saat ini.

 

“ Haha.. Naeun imnida..”

 

Seorang pelayan datang membawakan sebuah cangkir coffe latte, dan cangkir lainnya berisikan bubble tea hangat. Sehun mempersilahkan Naeun untuk meminumnya. Hanya beberapa tegukan kemudian Naeun meletakkan cangkirnya. Mereka berdua dilanda kediaman. Keduanya hanya diam dan tidak saling menatap. Tapi Sehun memberainkan dirinya untuk mengambil lirikan mautnya pada Naeun. Hatinya serasa meleleh ketika melihat senyuman Naeun.

 

“ Eum…”

“ kau ..”

 

Mereka mengucapkannya bersamaan. Membuat keduanya sama-sama merasa grogi untuk memulai pembicaraan sekarang.

 

“ Kau dulu saja..” Ucap Sehun..

“ Eumm.. Kenapa tadi kau berlari setelah memberika jaket padaku?”

 

Otak Sehun serasa konslet saat ini. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Apa mungkin ia menjawab bahwa ia sedang grogi saat itu? Tidak mungkin.

 

“ Euh.. Haruskah aku mengatakan aku grogi?hehe..” Sehun menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal dengan senyum dan mata sipitnya. Jawaban Sehun membuat Naeun tertawa untuk kesekian kalinya.

 

“haha,, maaf telah membuatmu grogi. Oh iya, jaket ini. Biar aku yang mencucinya. Karena aku yang sudah membuat jaketmu basah.”

 

“ Ahh.. tidak apa-apa. Kalau begitu, bolehkan aku meminta nomormu? Eumm,, maksudku agar lebih mudah ketika kau akan mengembalikan jaket itu padaku.. hehe.”

 

“Ne..”

 

Hujan siang ini menjadi hujan paling menyenangkan dan terhangat untuk Sehun. Karena hujan ini ia dapat bertemu dengan Naeun yang langsung mendapatkan tempat dihati Sehun. Mereka berdua menghabiskan sisa hari ini dengan berbincan-bincang dan tertawa.

 

[–]

 

Tugas praktikum ditepi pantai hampir selesai. Dan Kris sama sekali tidak menanyakan perihal kaki Yuri. Hal itu membuat Yuri sebal. Walaupun kakinya sudah tidak sakit lagi. Tapi setidaknya Kris menanyakan kondisinya saat ini. Bagaimanapun juga hal itu terjadi karena Kris.

 

“Ya… Ambil air garam itu, dan kita akan menyelesaikan praktikum ini.” Pinta Yuri pada Kris.

 

“Kau punya mata? Aku sedang mengambil sample karang ini.Kau ambil saja sendiri.”

 

“Aissh!”

 

Perlahan Yuri berjalan menyusuri pantai yang penuh dengan batu karang itu. Karena ia tidak diperbolehkan memakai wedges saat ini, ia harus menapakkan kakinya tanpa alas. Berkali-kali Kris mendengar aduhan Yuri karena kakinya terkena serpihan batu karang.

 

Kris menertawakan Yuri dari kejauhan. Yuri yang mendengar hal itu mencemberutkan bibirnya. Menyebalkan sekali ketika seorang namja pengecut yang hanya tertawa melihat penderitaan seorang yeoja. Yuri akan membuktikan pada Kris bahwa kakinya tidak lagi terasa sakit untuk berjalan diatas karang. Tapi justru Yuri terpeleset batu karang yang licin. Kris dengan segera mungkin berlari menghampiri Yuri sebelum tubuh yeoja itu terhantam diatas batu karang dan terhempas ombak pantai.

 

Tepat, Kris berhasil mendapatkan tubuh Yeoja itu. Ia mendasarkan tubuhnya dibawah tubuh Yuri. Kris menutup matanya ketika punggungnya terhantam diatas karang. Beberapa detik setelah itu serbuan ombak kecil menghantam tubuh mereka berdua.

 

Yuri melihat iba pada Kris saat ini. Untuk kedua kalinya ia berada pada posisi seperti ini dengan Kris. Tapi nampaknya kali ini punggung Kris akan terasa sangat sakit terhentam bebatuan karang itu. Yuri segera menolong Kris untuk bangun.

 

“ Kris kau tidak apa-apa ?” Tanya Yuri sambil tangannya memegang punggung Kris.

 

“Aargh!! Tidak, hanya sedikit sakit saja.” Kris terlihat meringis. Bahkan baju satu-satunya yang berwarna putih kini dihiasi oleh titik titik merah pada punggungnya.

 

“ Kris, kau berdarah.. Ayo ikut aku..” Yuri membopong Kris untuk menuju tepian. Dan mereka menuju sebuah toko souvier untuk membeli baju berhubung baju mereka memang tinggal itu saja.

 

“ Apa-apan ini? Hanya ada satu jenis pakaian disini?” Tanya Yuri yang lalu memandang Kris. Mereka saling memandang satu sama lain.

 

“ Sudahlah. Daripada kita sakit..” Ucap Kris.

 

Kris dan Yuri sudah keluar dari toilet untuk mengganti baju mereka. Bukan lucu lagi. Mereka terlihat sepasang pasangan yang konyol. Dengan baju sama bertuliskan ‘ I love bicth’ dan celana pendek yang sama pula. Bahkan beberapa mahasiswa yang melewati mereka mengatakan seperi ‘ pasangan serasi’ ‘ mereka berpacaran’ ‘baju couple macam apa itu’

 

Acara makan mala mini dilakukan dipinggir pantai. Beberapa obor menghiasi indahnya pinggir pantai saat ini. Yuri dan Kris baru saja memasuki area makan malam. Dan mereka juga menjadi sorot pandangan seluruh mahasiswa. Tiba-tiba Minho memotong jalan Kris dan Yuri.

 

“ Bagaimana kakimu Yuri? Sudah baikan bukan?” Minho memberikan senyuman manisnya pada Yuri, kemudian tatapan acuh tak acuh pada Kris. Kris merasa yang merasa sebal dengan tatapan itu kemudian meletakkan tangannya diatas pundak Yuri.

 

“ Iya, kakinya sudah tidak apa-apa. Bahkan sekarang dia bisa menendangmu. Iyakan Yuri?”

 

“ Kris! Kau ini bicara apa? Maafkan Minho, dia memang sinting..” Kris segera melepaskan tangannya setelah Yuri menginjak kakinya dengan wedges yang ia kenakan.

 

“ Tunggu.. Kalian –berpacaran ?” ucapan minho yang baru saja menyadari mengenahi pakaian mereka berdua yang sama. Bahkan sekrang ia pusing karena Kris mengatakan Iya, dan Yuri mengatakan tidak.

 

“ Sebenarnya mana yang benar ?” Tegas Minho sekali lagi.

 

Ya! Kita berpacaran!

 

Nampaknya Kris terlalu memiliki perasaan bercampur aduk saat ini. Hingga ia mengencangkan volume bicaranya dihadapan Minho. Bukan. Bukan hanya Minho, bahkan sekrang seluruh mahasiswa yang tengah berada dilokasi itu memperhatikan Kris dan Yuri penuh tanda Tanya.

 

 

TBC

 

Semakiin hari siders makin meraja lela yaaa…. Kalau chapter ini yang komen gak ada setengah viewersnya.. Terpaksaaaaaa sekali Wuu gembok lagi. Wuuu segitu jahat yaa sampai kalian gak menghargai dikit aja kerja keras wuu ? #Wuusidikitmarah# Capek tau nulis ff, muter otak, apalagi bagun webiste. Wuu udah berusaha semaximal mungkin, tapi kalian para siders? Wuu kecewa. Buat sekali lagi. Kalau ini chapter yg komen gak ada setengah viewersnya, Wuu PROTECT lagi! ” Wuu galak, Wuu galak.” Wuu bukann galakk, Wuu cuma kecewa. Tengah malem gak tdr bkin ff, tapi gak dihargain itu sakitnya disono! Buat komentator setia, Wuu sayang kalain, Wuu cinta kalian, pertahankan oleh bebi ? mumumuwww… Maaf klo kesannya Wuu jahat bgt disini, maaf klo kesannya Wuu juga pelit dkit2 protect dkit2 protect. Ayolahh, ngertiin Wuu dikit aja, dan Wuu gak akan protect kok… Oh iya yg pada mnta password lwt sms, mian Wuu lagi bokek ga ada pulsa hehehe… bbm aja gmana? nnt Wuu kasih pin klo minta.. Byebyeee… Wuu syng kalian good readerss :3

107 komentar di “First Class {CHAPTER 4}

  1. kasian kris dia yg usaha biar yuri ga ketinggalan bis malah minho yg ngeduluin kris sebel aja aku -_- cieee kan sehun sweet bgt haha kris maksudnya apa tuh ngaku2 pacaran? udah ada rasa kah? penasaran banget ih >_<

  2. Annyeong, Wuu 🙂 setelah mencari sekian lama akhirnya nemu juga ff krisyul yang pake bahasa indonesia, termasuk langka soalnya. Ijin jadi pengikut ya 🙂 Dan please, jangan diprotect juga 😦 Bukan apa2, emang sih terbuka buat yang minta pw tapi yah gimana ya, u know lah, Wuu/? Aku krisyul shiper juga sebenernya, sayang Kris ngak di KorSel lagi. Makanya FF nya pun jadi buat mengobati kerinduan Krisyul momen 🙂

  3. Cieee Kris ngaku2 pacaran sama Yuri :v
    jangan2 Kris ada rasa nih sma Yuri /plak

    oh iya Wuu, aku mau minta PW chapter 5 nya dong :3

  4. Ping balik: First Class {CHAPTER 7} | SAY - Korean Fanfiction

  5. Krisyul serasi bgt yάά *ciecie* , pake baju couple lg.
    Btw knp kris blg ЌäĽ☺ dya sm yuri itu pacaran ?
    Ditunggu next chap yάά ,fighting !!

  6. cieee…. Sehun falling in love cihuyyy,,, ama Naeun :3
    Kris,,,, knpa km g nolong Yuri dgn gesitt?? tuh kan jdinya Yuri d tolong ama abang Minong~

    neexxt authornim…. karakter yurinya di sini lucu :3

  7. Ping balik: First Class {CHAPTER 9} |

  8. Ping balik: First Class [CHAPTER 10] | SAY - Korean Fanfiction

  9. Ping balik: First Class [CHAPTER 10] |

  10. Hiks, aq jadi bapper. soalx aq minyul shipper. T_T Knp mesti pk’ minho, aq jadix mau minyul. Tp, aq ngikut aja deh thor.

  11. Kenapa musti ada adegan sehun sama si tu cewek sih, huhu 😭. Btw kris suka ke yuri ya kok dia bilang gitu? Next….

Leave Your Comment